June 19, 2025

LPI Al Azhaar Tulungagung

LPI Al Azhaar Tulungagung | Membina Generasi Robbani (sma, smk, smp, sd, mi, tk dan paud)

Lembaga Pendidikan Islam Al Azhaar Tulungagung Sukses Laksanakan Haflah Takhrij, Hadirkan Bupati dan Ulama Internasional dari Lebanon

KH. Imam Mawardi Ridwan Selaku Direktur Utama Al Azhaar Tulungagung bersama Prof. Dr. As Sayyid As Syaikh Thariq Ghannam Al Hasani, Bupati Tulungagung Bapak H. Gatut Sunu Wibowo, SE., ME., dan Peserta Haflah Takhrij Tahun 2025

Tulungagung — Yayasan Al Azhaar Tulungagung kembali menorehkan momen istimewa melalui pelaksanaan Haflah Takhrij bagi para santri dari berbagai jenjang pendidikan. Kegiatan ini berlangsung selama empat hari, mulai tanggal 29 Mei – 1 Juni 2025 / 2 – 5 Dzulhijjah 1446 H, dengan rangkaian acara yang khidmat, meriah, dan sarat makna keagamaan.

Acara Haflah Takhrij tahun ini mencakup untuk santri yang telah lulus Yanbu’a, Tahfidz, dan Arbain, serta penghantaran kelulusan bagi siswa PAUD-TK, SD, SMP, SMA, dan SMK yang berada di bawah naungan Yayasan Al Azhaar Tulungagung.

Kegiatan besar ini mendapatkan dukungan penuh dari Direktur Utama Yayasan, KH. Imam Mawardi Ridwan, yang secara langsung mendampingi seluruh rangkaian acara dari hari pertama hingga hari terakhir. Komitmen beliau dalam memajukan pendidikan Islam di Tulungagung dan sekitarnya tampak jelas melalui kehadirannya yang konsisten serta sambutan hangatnya terhadap seluruh peserta dan tamu undangan.

Acara Haflah Takhrij kali ini semakin istimewa dengan hadirnya Prof. Dr. As Sayyid As Syaikh Thariq Ghannam Al Hasani, seorang ulama terkemuka dari Global University Lebanon. Syaikh Thariq hadir selama tiga hari berturut-turut, mulai 29 hingga 31 Mei 2025 / 2 – 4 Dzulhijjah 1446 H, dan menyampaikan orasi ilmiah keislaman yang menggugah semangat keimanan dan ilmu para hadirin.

Dalam ceramahnya, Syaikh Thariq menyampaikan banyak pesan penting, terutama tentang pentingnya ilmu agama sebagai pelindung diri dan keluarga dari kesesatan. Beliau menekankan bahwa tongkat kebaikan dalam hidup adalah Islam, dan untuk menjaga keluarga dari api neraka sebagaimana pesan Sayyidina Ali, maka umat Islam harus menanamkan dan mempelajari ilmu agama secara serius.

Beliau juga mengkritisi pemahaman ilmiah yang bertentangan dengan aqidah Islam, seperti teori Darwin yang menyatakan bahwa manusia berasal dari kera. Menurut beliau, hal ini bukan hanya keliru, namun juga termasuk bentuk pelecehan terhadap ajaran Islam.

“Pertanyaannya, kita ikut Darwin atau ikut Islam? Tentu kita ikut Islam. Manusia pertama adalah Nabi Adam AS, seorang manusia yang indah bentuknya dan tampan,” tegas beliau.

Syaikh Thariq juga menekankan bahwa iman tidak bisa sekadar dibayangkan atau dipikirkan secara samar. Iman harus berdasarkan akidah yang benar kepada Allah Ta’ala. Beliau mengingatkan bahwa sebagian orang menyembah berhala atau patung, padahal mereka mengira sedang beribadah. Ini adalah bentuk kesalahan aqidah yang bisa menyebabkan seseorang keluar dari keimanan.

Lebih lanjut, Syaikh menjelaskan bahwa kematian adalah keniscayaan, dan kehidupan di alam kubur adalah kenyataan yang harus disiapkan dengan iman. Syaikh mengutip sabda Rasulullah bahwa ketika ruh seseorang dikembalikan ke jasad di alam kubur, ia akan mendengar langkah kaki para pengantar jenazahnya. Jika seseorang wafat tanpa iman, maka kuburannya akan menghimpit hingga tulangnya remuk.

Dalam orasi tersebut, Syaikh Thariq juga menyampaikan kritik sosial yang menyentil realita sebagian umat. Beliau menyayangkan bahwa banyak orang yang semangat dalam urusan duniawi dan hiburan, namun merasa berat dan mengeluh ketika diajak belajar ilmu agama.

“Ada yang semangat jika nyanyi dan goyang, tapi jika duduk di majelis ilmu agama mengeluh capek. Ini tanda jauhnya hati dari iman,” ungkap beliau.

Menurut beliau, Allah Ta’ala tidak membutuhkan ibadah makhluk-Nya, tetapi manusialah yang membutuhkan ibadah itu. Oleh sebab itu, orang tua dan guru wajib menanamkan akidah yang benar sejak dini kepada anak-anak mereka.

“Allah Maha Suci dari tempat dan waktu. Mengangkat tangan dalam doa itu bukan untuk Allah, tapi kebutuhan manusia. Maka wajib kita ajarkan keimanan kepada anak-anak kita,” pesan beliau di akhir orasinya.

Acara Haflah Takhrij ini juga dihadiri oleh Bupati Tulungagung bapak H. Gatut Sunu Wibowo, SE., ME.,, yang menyampaikan apresiasi tinggi terhadap Yayasan Al Azhaar atas kontribusinya dalam pendidikan dan pembangunan karakter Islami bagi generasi muda.

Seluruh rangkaian acara berjalan dengan lancar dan penuh khidmat. Seluruh wali santri dan tamu undangan turut hadir dalam suasana penuh haru dan kebanggaan ini.

Haflah Takhrij ini menjadi bukti nyata komitmen Yayasan Al Azhaar Tulungagung dalam mencetak generasi Qur’ani yang berakhlak mulia dan siap menghadapi tantangan zaman dengan keimanan dan ilmu.

(Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.