Hasna Wafiroh Ummi Nusaibah lahir tanggal 31 juli 2004 perempuan asal kota Sidoarjo, seorang pelajar di SMK Islam Al Azhaar Tulungagung jurusan DKV (Desain Komunikasi Visual).
Dimulai sejak SD sudah mendapatkan 2 juz Al-Qur’an, kemudian muncul motivasi untuk menghafal Al Qur’an saat kelas 5 SD dan memiliki tekad dan minat untuk melanjutkan hafalan sampai SMP nanti.
”Maunya sekolah sambil hafalan gitu “ ucap Hasna,Melalui proses survey pondok akhirnya menemukan sebuah pondok lebih akrabnya disebut boarding school yakni Pondok Pesantren Al Azhaar Tulungagung.
3 tahun menjalani studi di SMP Islam Al Azhaar alhamdulillah telah mendapatkan 5 juz lulus tahun 2019 dengan nilai yang cukup memuaskan. Ketika di Pondok Pesantren ada program tambahan yaitu dauroh tahfidz al –qur’an selama 20 hari, dengan perasaan bingung ingin melanjutkan di yayasan ini atau pindah ke sekolah tahfidz lainnya, ”tidak ada ruginya saya mengikuti program ini.” Ujar Hasna di tambah yayasan ini membuka jurusan baru untuk SMK nya. Dengan adanya digital dan kimunikasi akhirnya tertarik untuk masuk ke SMK Islam Al Azhaar Jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV). Sebuah kebetulan sangat menguntungkan, tanpa berfikir panjang langsung mengiyakan 2 tawaran tersebut.
Hasna menceritakan “20 hari menjalankan program dauroh tahfidz di Pakel, alhamdulillah menambah hafalan 11 juz. Selesai dauroh saya menjalani saya menjalani hari-hari dengan menghafalkan Al Qur’an di Pondok Al Batul sambil bersekolah. Jurusan DKV ini ternyata sangat menarik, disana akan diajarkan cara membuat desain yang benar dan terlihat menarik dimata orang lain. Dari itupun saya memiliki impian untuk dapat masuk ke Universitas ternama, semoga degan capaianku selama ini bisa masuk ke kampus ITS Surabaya ini”.
Untuk kedua kalinya pesantren mengadakan program Dauroh Tahfidz.pada tanggal 7 oktober 2020 ia menyelesaikan setoran hafalan Qur’an kemudian ia meminta restu kepada orang tuanya dan juga para guru di sekolah. Lalu melanjutkan kegiatan tabarrukan (mencari barokah di beberapa pondok), sekalian untuk melancarkan hafalan di Pondok Pesantren Tahfidz Mamba’ul Qur’an bertempat di desa Wonokromo, kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung selama kurang lebih 2 bulan.
Di pondok dan di sekolah ia aktif mengikuti kegiatan organisasi yaitu OSIS pada kelas 10, lalu menjadi dewan ambalan pramuka pada kelas 11. Bagi Hasna yang paling sulit ialah membagi waktu antara hapalan, menjaga hapalan (muroja’ah) kemudian kegiatan organisasi yang segitu padatnya dan ditambah kegiatan pondok yang sangat efektif juga.
Adapun tips mengahafal Al Qur’an adalah yang pertama kita harus fokus, fokus terhadap Al Qur’an terutama usahakan jauh dari handphone saat kita membaca ataupun mengahfal Al Qur’an. Yang kedua baca 1 halaman berkali kali selama 20-40 menit, sekirannya sudah ada gambaran dan bayangan. Yang ketiga yaitu setelah 40 menit berlalu usahaka menghafal ayat. per ayat, pastikan 1 ayat itu lancar di mulut. Kemudian ke empat ulangilah hafalan dari ayat pertama sampai ayat terakhir selama 10 menit.
Ingat!niatkan hafalan al qur’an ini adalah untuk mengaharap ridho ilahi dan meneruskan risalah rasulullah,jangan sampai menciptakan adanya penyakit hati berupa riya, takbur ( sombong).