PESANTREN AL AZHAAR TULUNGAGUNG PERINGATI ISRO’ MI’ROJ NABI MUHAMMAD SECARA SEREMPAK MULAI JENJANG PAUD-TK-SD/MI-SMP-SMA-SMK
PESANTREN AL AZHAAR TULUNGAGUNG PERINGATI ISRO’ MI’ROJ NABI MUHAMMAD SECARA SEREMPAK MULAI JENJANG PAUD-TK-SD/MI-SMP-SMA-SMK
Tulungagung – Seluruh jenjang sekolah dibawah Pesantren Al Azhaar Tulungagung mulai dari PAUD-TK-SD/MI-SMP-hingga SMA/SMK peringati Isro’ Mi’roj nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam dengan lancar pada hari Rabu (29-01-2025).
Peringatan Isro’ Mi’roj nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam dilaksanakan pada gedung masing-masing jenjang. Peringatan Isro’ Mi’roj ini dimulai pukul 08.00 hingga menjelang dhuhur.
Setiap jenjang mengundang penceramah dari internal pesantren Al Azhaar Tulungagung. Seperti terpantau di lapangan jenjang SMP mengundang KH Luqman Hakim selaku pengasuh pesantren Ribaath.
Dalam ceramahnya beliau menyampaikan tentang hikmah sabar dari nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam hingga Allah menghendaki adanya peristiwa Isro’ Mi’roj. Beliau berkisah bahwa nabi Muhammad memiliki istri yang setia dan sangat mendukung dakwah Islam yaitu Sayidina Khadijah. Salah satu buktinya adalah saat Mekkah diembargo musuh-musuhnya sehingga perdagangan menjadi terhambat, Khadijah tetap dengan sepenuh hati mendukung dakwah nabi Muhammad.
Tidak lama kemudian Khadijah wafat, pasca wafatnya istri tercinta nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam hijrah ke Thaif. Akan tetapi dakwah beliau di Thaif tidak berjalan mulus karena mendapat pertentangan dari masyarakat Thaif. Berbulan-bulan berdakwah tidak ada yang beriman kepada nabi Muhammad sallallahu alaihi wasallam, bahkan Nabi Muhammad dilempari kotoran, batu hingga berdarah-darah.
Buah dari kesabaran nabi untuk berdakwah adalah adanya peristiwa Isro’ Mi’roj, nabi bertemu langsung dengan Allah, Dengan naik kendaraan burok yang sangat cepat, secepat kilatan cahaya. Disebut burok karena barriikk yang berati putih jernih, disebut burok karena cepat secepat Cahaya.
Beliau menambahkan sahabat Jabir berkata, bahwa nabi Muhammad melaksanakan Isro’ Mi’roj dengan ruh dan jasadnya secara nyata.
(Red)
